Olahraga yang menuntut ketangkasan, mental serta strategi seseorang dalam memainkan raket dan shuttlecock ini memiliki 5 events yang terdiri dari Men’s Singles (Tunggal Putra), Women’s Singles (Tunggal Putri), Men’s Doubles (Ganda Putra), Women’s Doubles (Ganda Putri), Mixed Doubles (Ganda Campuran).
Indonesia sendiri mempunyai riwayat prestasi yang bagus terhadap olahraga bulutangkis. Hal ini tak lepas dari perjuangan para atlet bulutangkis Indonesia kini maupun dahulu. Berikut ini nama atlet bulutangkis legendaris Indonesia yang sempat mengharumkan nama Indonesia dari generasi ke generasi.
1. Rudi Hartono Kurniawan
Posisi legend pertama ditempati Rudi hartono, lahir di Surabaya, Jawa Timur, 18 Agustus 1949 umur 67 tahun) adalah seorang mantan pemain bulu tangkis Indonesia. Ia pernah memenangkan kejuaraan dunia pada tahun 1980, dan Kejuaraan All England selama 8 kali pada tahun 1960-an dan 1970-an.sumber: id.wikipedia.org |
Kunci Sukses 'Berdoa'
Banyak orang ingin tahu kunci keberhasilannya. Rudi menjawab, "Berdoa." Dengan berdoa, Rudy memperkuat pikiran dan iman. Berdoa tidak hanya sebelum bertanding, tetapi juga selama bertanding. Itu melibatkan kata-kata atau ekspresi yang akan membangkitkan percaya diri dalam hati dan pikiran.Untuk setiap poin yang ia peroleh selama bertanding, ia ucapkan terima kasih kepada Tuhan, "Terima kasih Tuhan untuk poin ini." Dia terus berkata seperti itu hingga skor terakhir dan pertandingan berakhir. Ia mengatakan kebiasaannya ini dalam biografinya yang diedit oleh Alois A. Nugroho. Ia percaya bahwa manusia berusaha namun Tuhan yang memutuskan.
Kiprahnya di arena bulutangkis semakin meredup setelah ia kalah dari pemain India, Prakash Padukone, dalam semifinal All England pada 1989. "Saya menyadari, saya mulai kewalahan bermain," ujarnya. Meskipun demikian, dengan namanya yang terabadikan di Guiness Book of World Records pada 1982, ia tetap terlibat dalam olahraga yang ia tekuni semenjak kecil ini, di pinggir lapangan. Olahragawan terbaik SIWO/PWI (1969 dan 1974) ini menjadi Ketua Bidang Pembinaan PB PBSI dalam kurun waktu 1981-1985 di bawah kepengurusan Ferry Sonneville.
2. Liem Swie King
Liem Swie King lahir di Kudus, Jawa Tengah, 28 Februari 1956 adalah seorang pemain bulu tangkis yang pernah menjadi buah bibir setelah mampu menantang Rudy Hartono di final All England tahun 1976 saat usia 20 tahun. Swie King kemudian menjadi pewaris kejayaan Rudy di kejuaraan paling bergengsi saat itu dengan tiga kali juara ditambah empat kali menjadi finalis.sumber: vidio.com |
Di luar semua prestasi yang telah dia capai, banyak pengamat menilai dia punya kekurangan pada mentalnya. Menjelang final All England 1980, setelah lampu-lampu dipadamkan dia tidak segera bisa tidur. Memikirkan lawan perkasa yang sudah garang menantinya: Prakash Padukone dari India.
3. Icuk Sugiarto
Icuk Sugiarto merupakan putra ketiga dari tujuh bersaudara dari pasangan Suhardjo dan Ny. Tjiptaningsih. Pria kelahiran Solo, Jawa Tengah, 4 Oktober 1962 ini sudah mengenal bulu tangkis sejak usia 12 tahun.sumber: tribunolahraga.com |
ganda putra bersama Sigit Pamungkas, Icuk menjadi juara I Kejuaraan Nasional.
Pada tahun 1989, Icuk memutuskan pensiun sebagai atlit. Namun anak-anaknya, Tommy Sugiarto dan Jauza Fadilla Sugiarto meneruskan perjuangan Icuk sebagai atlit bulu tangkis. Tommy saat berusia 14 tahun sudah berhasil membawa klub bulu tangkis Pelita Bakrie menjadi juara umum di tingkat cabang PBSI Jakarta Barat dengan meraih gelar di nomor Tunggal Remaja dan Taruna serta Ganda Remaja Putra.
Selain itu, pada tahun 2008, Tommy terpilih sebagai tunggal keempat tim Piala Thomas Indonesia dan sering tampil di ajang bulu tangkis nasional dan internasional. Gelar pertama Tommy sepanjang karirnya di superseries diperoleh dengan menjadi juara di Singapura Open Superseries 2013.
4. Susi Susanti
Lucia Francisca Susi Susanti, lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 11 Februari 1971; umur 45 tahun) adalah seorang pemain bulu tangkis Indonesia.sumber: harianindo.com |
Susi Susanti memutuskan untuk gantung raket pada tahun 1998. Sebenarnya Susi masih bisa melanjutkan kariernya selama 2 tahun ke depan dan Susi sangat ingin mendapatkan emas pada Asian Games, karena itu adalah satu-satunya pertandingan yang belum pernah Susi menangkan. Namun, setelah ia dinyatakan hamil pada tahun 1998, ia memutuskan untuk gantung raket dan tidak mengikuti Asian Games.
5. Alan Budikusuma
Mendengar nama Alan Budikusuma Wiratama pasti kita semua teringat pada seorang legenda bulutangkis Indonesia yang memenangkan emas pada Olimpiade Barcelona tahun 1992. Alan Budikusuma atau nama lainnya, Goei Ren Fang (nama tiongha Alan Budikusuma) lahir di Surabaya, Jawa Timur, 29 Maret 1968. Alan Budikusuma merupakan mantan pemain bulu tangkis Indonesia yang pernah mengharumkan nama Indonesia dengan meraih medali emas bulu tangkis pada Olimpiade Barcelona 1992 dalam nomor tunggal putra.sumber: batamtoday.com |
Prestasi Alan Budikusuma yang lainnya juga tak kalah mengagumkan. Ia pernah menjuarai Belanda Terbuka (1989), dua kali juara Thailand Terbuka, yaitu pada 1989 dan 1991, Cina Terbuka (1991), Jerman Terbuka (1992), Piala Dunia (1993), dan Malaysia Terbuka (1995).
Setelah Olimpiade Atlanta 1996, Alan Budikusuma mengambil keputusan untuk pensiun dari bidang olahraga yang sangat dicintainya itu. Pensiun dari bulu tangkis tidak langsung memutus hubungan Alan dengan bulutangkis. Sejak pertengahan 2002, Alan bersama Susi mendirikan perusahaan yang memproduksi raket dengan merk sendiri, yaitu Astec (Alan-Susi Technology).
6. Tan Joe Hok
Tan Joe Hok alias Hendra Kartanegara, lahir di Bandung, Jawa Barat, 11 Agustus 1937; umur 79 tahun adalah pemain bulu tangkis Indonesia di era tahun 1960-an. Ia adalah putra Indonesia pertama yang menjuarai All England dan meraih medali emas Asian Games.Rudi Hartono pernah memenangkannya delapan kali, sementara Liem Swie Kieng tiga kali. Legenda seperti pasangan Christian Hadinata/Ade Chandra dan Verawaty/Imelda Wiguna, atau tunggal putra Haryanto Arbi juga pernah mencicipi rasanya mencium medali emas All England.
sumber: kabarinews.com |
Pada 1959 silam, ia adalah sosok yang pertama kali mengharumkan nama Indonesia di All England. Artinya, ia juga atlet Indonesia pertama yang menorehkan prestasi kancah bulu tangkis Internasional.
Namanya? Tan Joe Hok.
7. Verawaty Fajrin
Ia merupakan atlet bulutangkis Indonesia yang malang melintang di berbagai kejuaraan dunia di era 80-an dan pebulutangkis wanita Indonesia yang pertama meraih gelar juara dunia di nomor tunggal putri. Hebatnya, bermain tunggal maupun ganda ia sama saktinya. Lebih istimewa, sebagai pemain ganda ia hampir selalu juara, meskipun sering berganti pasangan.sumber: id.wikipedia.org |
8. Taufk Hidayat
Taufik Hidayat lahir pada tanggal 10, Agustus 1981 di Bandung, Jawa Barat. Taufik Hidayat merupakan anak ke-dua dari tiga bersaudara yang lahir dari pasangan Aris Haris dan Enok Dartilah. Pada saat Taufik berusia 7 tahun, ayahnya kerap mengajak Taufik bermain bulu tangkis di GOR Pamor. Taufik masuk klub Sangkuriang Graha Sarana (SGS) di Jl.Soekarno Hatta Bandung yang harus membuatnya bolak-balik Pengalengan-Bandung hanya untuk melaksanakan latihan.sumber: 4muda.com |
Taufik mencatatkan namanya sebagai pemain tunggal putra dengan pukulan smash tercepat yang mencapai 305 km/jam pada semifinal Kejuaraan Dunia 2006 di Madrid. Ia juga dikenal dengan pukulan backhand smash tercepat yang mencapai 206 km/jam, sehingga banyak pemain lain yang mencoba untuk melakukan hal tersebut, namun belum ada yang sebaik Taufik. Taufik juga dapat melakukan pukulan drop shot dan permainan net dengan baik.
Rutinitas tersebut pun seringkali mengganggu sekolahnya. Untuk menjalani latihan yang semakin keras, sejak masuk SMP Taufik kemudian hijrah ke Bandung. Taufik mendapat kelonggaran untuk meraih prestasi bulu tangkisnya semasa SMA. Ia diperbolehkan mengikuti ujian akhir SMA susulan di ruang perpustakaan sendirian.
Akhir karir Taufk Hidayat sebagai atlet bulu tangkis profesional Indonesia pada tahun 2013.
Referensi:
http://www.biografipedia.com/
http://www.cnnindonesia.com/