Tuesday, August 23, 2016

Fakta Unik Di Balik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Fakta Unik Di Balik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia

Indonesia Tanah AirKoe, Tanah Tumpah DarahKoe
Disanalah Akoe Berdiri, Djadi Pandoe Iboekoe. 

'berikut kutipan lirik lagu kebangsaan Indonesia versi dulu'. 17 Agustus 1945 merupakan tanggal sakral bagi bangsa Indonesia tepat hari ini 71 tahun silam Indonesia menyatakan diri sebagai bangsa yang merdeka, ini tidak lepas dari sejarah panjang dan berat yang dilakukakn oleh para pejuang bangsa untk memperoleh kemerdekaan Indonesia, kemerdekaan menjadi kado terindah bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 Presiden RI pertama Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan bangsa indonesia tepat pada pukul 10.00 pagi WIB, namun tahukah anda apa yang sebenarnya terjadi pada saat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, berikut beberapa fakta unik dan menarik yang harus anda ketahui.



Sang Proklamator "Soekarno" Sedang Sakit

Tahukah anda jika dihari proklamasi sang proklamator kita sedang sakit, iya 17 agustus 1945 pukul 8.00 pagi atau 2 jam sebelum pembacaan teks proklamasi ternyata bung karno masih tidur nyenyak dikamarnya, beliau terkena gejala malaria tertienna suhu tubuhnya tinggi an terlihat sangat lelah setelah begadang menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda saat itu tepat dtengah-tengah bulan puasa Ramadhan, aking grites bung karno mengeluh dalam bahasa jawa yang artinya badannya sangat tidak enak setelah dibangunkan Dokter Soeharto dokter pribadi kesayangannya. 

Kemudian beliau meminum obat yang diberikan Dokter Soeharto, lalu beliau tidur kembali hingga pukul 9.00 pagi WIB terbangun, beliau mengenakan pakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya bung Hatta dan tepat pada pukul 10.00 Pagi keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di depan serambi rumahnnya.



Naskah Asli Proklamasi Ditemukan Di Tempat Sampah

Naskah asli proklamasi kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan bung Karno dan didikte oleh bung Hatta ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh pemerntah uniknya naskah historis ini justru disimpan dengan baik oleh wartawan B. M. Diah, dia menemukan draft proklamasi ini dikeranjang sampah Laksamana Maeda 17 Agustus 1945 dini hari atau setelah disalin dan diketik oleh sayuti melik. 


Naskah asli proklamasi kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan bung Karno dan didikte oleh bung Hatta ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh pemerntah uniknya naskah historis ini justru disimpan dengan baik oleh wartawan B. M. Diah

Pada 29 Mei 1992 Diah (B. M. Diah) menyerahkan draft proklamasi tersebut kepada presiden soeharto, setelah menyimpannya 46 tahun 9 bulan 19 hari.



Negatif Film Foto Kemerdekaan Disimpan Di Bawah Pohon

Frans Soemarto Mendur adalah salah satu dari para fotografer yang mengabadikan detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, ironisnya setelah acara selesai frans didatangi tentara yang ingin mengambil negatif film tersebut, frans terpaksa berbohong dan mengatakan negatf film tersebut sudh diserahkan kepada barisan pelapor. 
Dan tahukah anda apa yang terjadi sebenarnya, faktanya frans menyimpan negatif flm foto memen bersejarah tersebut dibawah pohon kantor harian asia raya, dengan demikian berkat jasa dan keberaniannya sluruh masyarakat indonesia bsa mengetahui gambaran kemeriahaan hari proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia melalui karya-karya Frans



Kain Bendera Pusaka Pemberian Jepang

Suatu hari pada oktober 1944, tatkala kandungan Fatmawati berumur sembilan bulan datanglah perwira Jepang membawa kain merah dan putih, dengan kain inilah Fatmawati menjahit bendera merah putih dengn menggunakan mesin jahit tangan pemberian kain sebagai bahan bendera ini berkaitan dengan pengumuman perdana menteri Koiso pada 7 September 1944 bahwa Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia kelak dikemudian hari.

Sayangnya pada saat itu kesulitan mendapatkan kain karena kebanyakan barang ditahan Ibu Fatmawati menjahit sambil sesekali terisak dalam tangis karena tidak percaya Indonesia akhrnya merdeka dan mempunyai bendera  serta kedaulatan sendiri, lalu siapa perwira Jepang yang membawa kain bendera merah putih kepada Fatmawati, ternayata dia adalah pemuda bernama Khairul Bahri beliau mendapat kain dari hitoshi simizu kepala sekjen departemen propaganda.



Upacara Proklamasi Kemerdekaan Dibuat Sangat Sederhana  

Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata berlangsung tanpa protokol, tanpa musik, tanpa konduktor dan tak ada pancaraka tisng benderepun dibuat dari bambu secara kasar serta ditanam beberapa menit sebelum upacara, tetapi kelak kenyataanya pada semua upacara sakral yang dinanti-nanti selama lebih dari 300 tahun.


Sejarah Dipilihnya Tanggal 17

Pemilihan tanggal 17 Agustus sebagai waktu dbacakannya waktu proklamasi bukanlah tanpa alasan dalam buku samudra putih 19 September 1945 jlid 1984 karya laksmi jahardi dicertakan alasan Presiden Soekarno memilih tanggal 17 Agustus sebagai waktu proklamasi kemerdekaan, salah satunya adalah karena Soekarno memiliki jiwa spiritual alasannya dijelaskna saat berdskusi dengan pemuda salah satunya adalah Soekarni pada 16 Agustus 1945, saat itu bung Karno dan bung hatta damankan kesebuah tempat Rengasdengklok, Karawang. Pengamanan ini dilakukan untuk menekan kedua sang Proklamator agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa ada embel-embel Jepang.

Ketika itu Bung karno berkata yang terpenting dalam peperangan dan revolusi adalah saatnya yang tepat Di Saikun saya sudah merencanakan semua pekerjaan ini untuk melaksanakan tanggal 17, 'begitu ujarnya' mendengar perkataan bung karno Soekarni lantas bertanya mengapa diambil tanggal 17 mengapa tidak sekarang saja atau tanggal 16, Bung Karno lantas menjelaskan bahwa beliau percaya hal-hal spiritual walaupun tidak dapat menerangkan dengan pertimbangan akal bahwa tanggal 17 adalah tanggal yang baik, angka 17 adalah tanggal yang suci yang saat itu sedang bulan suci Ramadhan Tanggal 17 Agustus 1945 adalah hari jumat dan jatuh pada jumat legi jumat yang berbahagia jumat suci Al-Qur'an diturunkan pada tanggal 17 dan orang Islam sembahyang 17 rakaat, itulah alasan Soekarno memilih tanggal 17.  

Author: