Wednesday, August 10, 2016

Keangkeran Laut Majene

Misteri Menyeramkan Laut Majene - Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar di Dunia dan memiliki luas perairan laut yang begtu luas, tidak hanya hanya perairan lautnya saja yang luas garis pantainya pun begitu luas dengan keindahan dan pesonanya masing-masing, dibalik keindahan itu semua ada salah satu perairan di Indonesia yaitu Laut Majene yang konon katanya dianggap angker oleh masyarakat sekitar, terlepas dari itu ada alasan yang masuk akal kenapa perairan tersebut sering disebut-sebut angker.

Laut Majene kembali memakan korban. Setelah awal tahun 2007 (1 Januari 2007) lalu Adam Air menjadi bangkai di perairan ini, pada 11 Januari 2009 kemarin giliran Kapal Motor Teratai Prima menjadi korbannya. Hingga Selasa (13/1) kemarin, jumlah korban selamat sebanyak 35 orang, sementara sekitar 250-an korban lainnya masih dalam pencarian. Anehnya, dua peristiwa itu terjadi, sama-sama, di awal tahun. Apakah itu sebuah Kebetulan?

Kalangan pelaut Bugis-Makassar menyebut lokasi kejadian itu sebagai perairan Tanjung Baturoro. Sementara itu, pelaut Mandar menyebutnya sebagai Tanjung Rangas atau Sumarorong. Sejak dulu perairan tersebut menjadi momok bagi pelaut Bugis-Makassar dan Mandar. Kalangan pelayaran lain yang biasa melabuhkan kapal di Pelabuhan Mara’ bombang-Suppa, Kabupaten Pinrang, dan Cappaujung, Kota Parepare (Sulawesi Selatan), sudah hafal tentang ritual apa yang harus dilakukan ketika melintas di sana, khususnya jika dalam perjalanan menuju Kalimantan.
Majene memang daerah yang perlu diwaspadai., di perairan itu terdapat pertemuan arus dan tanjung serta pusaran angin. Arus dari arah Laut Flores dan Laut Sulawesi bertemu di sana. Tanjung tersebut memanjang mulai dari selatan ke utara, dari pesisir Kota Makassar hingga Mamuju (Sulawesi Barat)
sumber : bsukses.com
Guna menjinakkan gelombang dan pusaran air yang sulit diduga, mereka biasanya melarung baki berisi hidangan ketan dan telur. Ini sebagai persembahan atau semacam izin lewat kepada penguasa laut. Cerita rakyat yang berkembang di daerah ini menyebutkan kalau mereka yang tidak melakukan ritual tersebut, siap-siap saja menghadapi nasib sial. Entah hanya sekadar mitos atau memang beanr-benar nyata, buktinya sudah banyak korban melayang di kawasan ini.

Laut Majene kembali memakan korban. Setelah awal tahun 2007 (1 Januari 2007) lalu Adam Air menjadi bangkai di perairan ini

Majene memang daerah yang perlu diwaspadai., di perairan itu terdapat pertemuan arus dan tanjung serta pusaran angin. Arus dari arah Laut Flores dan Laut Sulawesi bertemu di sana. Tanjung tersebut memanjang mulai dari selatan ke utara, dari pesisir Kota Makassar hingga Mamuju (Sulawesi Barat).”Pusaran air juga ada di daerah itu karena arus dari utara, seperti Laut Sulawesi, dan dari arah selatan, seperti Laut Flores, masuk ke Selat Makassar dan bertemu di perairan Majene dan Mamuju,” papar Ahmad. Menurutnya, di situ juga sering terjadi perubahan cuaca secara mendadak, pusat tekanan di laut berubah rendah secara mendadak. Ini bisa mengubah tekanan angin secara tiba-tiba dan akibatnya mengubah gelombang. Belum lagi kalau perubahan gelombang menyebabkan ombak memukul dari samping kapal.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sri Woro B. Hardjono mengatakan, sebelum terjadi peristiwa tenggelamnya KM Teratai Prima itu, pihaknya sudah mengeluarkan warning tentang tinggi gelombang laut di Perairan Majene lebih dari 2,5 meter untuk periode 10 Januari sampai 11 Januari 2009. Informasi sudah disampaikan pada administrator pelabuhan, bagian kenavigasian Ditjen Hubla, termasuk pihak operator pelayaran. Informasi itu berlaku untuk satu pekan, namun diperbarui per hari.

Author: