Wednesday, September 21, 2016

Fakta Unik Dibalik Kapal Pinisi

Fakta-Fakta Unik dan Menarik Mengenai Kapal Pinisi - Legend banget warbyzahhhh.... Siapa yang tidak mengenal perahu Pinisi, yapp Perahu legendaris suku Bugis, Sulawesi atau tepatnya dari desa Bira kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba perahu ini sempat menghiasi uang nominal Rp. 100 dan juga memiliki desain yang menakjubkan, Konon, nama Pinisi ini diambil dari nama seseorang yang bernama Pinisi itu sendiri. 

Suatu ketika dia berlayar melewati pesisir pantai Bira. Dia melihat rentetan kapal sekitar laut sana, dia kemudian menegur salah seorang nahkoda kapal tersebut bahwasanya layar yang digunakannya masih perlu diperbaiki. Sejak saat itu orang Bira berfikir dan mendesain layar sedemikian rupa dan akhirnya berbentuk layar Pinisi yang seperti sekarang ini. Atas teguran orang tersebut maka orang-orang Bira memberi layar itu dengan nama Pinisi. Dalam proses pembuatannya perahu ini tidak dibuat secara sembarangan bahkan harus melalui ritual-ritual tertentu, 

Ada  dua  jenis kapal pinisi, jenis pertama adalah Lamba atau Lambo yang merupakan pinisi modern yang sudah dilengkapi dengan motor diesel (mesin). Sementara jenis kedua adalah Palari yang merupakan bentuk awal pinisi dengan ukuran lebih kecil dari Lamba. Umumnya ukuran kapal tidak terlalu besar. Hanya berukuran panjang antara 10-15 meter dengan daya angkut hingga 30 ton saja. 
menghiasi uang nominal Rp. 100
sumber: uang-kuno.com
Secara fungsional kapal pinisi digunakan untuk mengangkut barang dagangan atau sebagai kapal nelayan untuk mencari ikan, disini yang akan saya bahas adalah pembuatan dan unsur-unsur sejarah kapal pinisi tradisional, terus bagaimana proses pembuatan perahu Pinisi. Berikut fakta unik dan menarik mengenai perahu pinisi.


1. Pinisi Lahir Dari Puing-Puing Kapal

Apakah kalian tahu,  meski memiliki desain indah dan megah ternyata kapal pinisi lahir dari puing-puing kapal yang hancur dihantam ombak, kisah ini bermula pada abad ke-14 ketika putra mahkota  kerajaayan Luwu yaitu pangeran Sawerigading berlayar menuju negeri Cina untuk meminang seorang putri yang bernama We Cudai, niat Sawerigading berhasil ke negeri Tiongkok dan memperisteri Puteri We Cudai. 

Setelah beberapa lama tinggal di negeri Tiongkok, Sawerigading kembali kekampung halamannya dengan menggunakan Pinisinya ke Luwu. Menjelang masuk perairan Luwu kapal diterjang gelombang besar dan Pinisi terbelah tiga yang terdampar di desa Ara, Tanah Lemo dan Bira. Masyarakat ketiga desa tersebut kemudian merakit pecahan kapal tersebut menjadi perahu yang kemudian dinamakan Pinisi. rang Ara adalah pembuat badan kapal, di Tana Lemo kapal tersebut dirakit dan orang Bira yang merancang kapal tersebut menjadi Pinisi dan ketujuh layar tersebut lahir dari pemikiran orang-orang Bira.


2. Pinisi Yang Telah Mendunia

keperkasaan kapal dalam mengarungi samudra sudah terkenal
Pembuatan kapal pinisi terbilang sangat tradisional dan memakan waktu yang sangat lama, namun keperkasaan kapal dalam mengarungi samudra sudah terkenal hingga ke pelosok dunia seperti benua Afrika, Amerika dan sampai ke negara matahari terbit atau Jepang.

Menurut catatan sejarah ada beberapa ekspedisi yang pernah menggunakan kapal Pinisi seperti pada abad ke-17 dimasa kerajaan Sriwijaya kapal pinisi pernah mengarungi hingga ke  madagaskar Afrika lalu pada tahun 1986 kapal pinisi telah mencapai Venkupert, Kanada dan pada Tahun 1887 ekspedisi kapal pinisi telah mencapai daratan suku aborigin di Australia hingga terakhir ekspedisi hingga ke negara Jepang.



3. Pinisi Dikerjakan Oleh Lima Orang 

Bagaimana mungkin pembuatan kapal sebesar itu hanya dikerjakan oleh lima orang saja, namun faktanya memang seperti itu menurut masyarakat kapal Pinisi adalah kapal dengan cita rasa seni yang tinggi sehingga akan mengurangi nilai artistik jika dikerjakan oleh banyak orang, dengan jumlah pekerja yang sedikiti wajar saja waktu pengerjaan memakan waktu yang cukup lama.



4. Rentetan Upacara Pembuatan Kapal Pinisi

Tidak seperti kebanyakan proses pembuatan perahu-perahu lain, ada satu hal unik dalam pembuatan perahu pinisi yakni adanya serangkaian upacara adat yang harus dilakukan oleh para pembuat perahu pinisi mulai dari Upacara kurban , pemilhan kayu, peletakan lunas, pemasangan papan pengapit lunas hingga kapal siap digunakan berlayar .


Upacara ritual juga masih mewarnai proses pembuatan perahu ini

Upacara ritual juga masih mewarnai proses pembuatan perahu ini, Hari baik untuk mencari kayu biasanya jatuh pada hari ke lima dan ketujuh pada bulan yang berjalan. Angka 5 (naparilimai dalle’na) yang artinya rezeki sudah ditangan. Sedangkan angka 7 (natujuangngi dalle’na) berarti selalu dapat rezeki. Setelah dapat hari baik, lalu kepala tukang yang disebut "punggawa" memimpin pencarian.

Selain itu ketika hendak menebang pohon si pembuat pohon melakukan upacara penebangan pohon eekor ayam dijadikan sebagai korban untuk dipersembahkan kepada roh, selanjutnya setelah semua bahan kayu mencukupi, barulah dikumpulkan untuk dikeringkan. Waktu pemotongan, disertai dengan upacara Kalebiseang. Upacara Anjarreki yaitu untuk penguatan lunas, disusul pacara selamatan diadakan lagi. Peluncuran kapal diawali dengan upacara adat Appasili yaitu ritual yang bertujuan untuk menolak bala.



5. Mengandung Banyak Makna Simbolik

Ternyata kapal megah mengandung banyak makna simbolik seperti Dua tiang layar utama tersebut berdasarkan 2 kalimat syahadat dan tujuah buah layar merupakan jumlah dari surah Al-Fatihah. Pinisi adalah sebuah kapal layar yang menggunakan jenis layar sekunar dengan dua tiang dengan tujuh helai layar yang dan juga mempunyai makna bahwa nenek moyang bangsa Indonesia mampu mengharungi tujuh samudera besar di dunia.

Selain itu dalam proses pembuatannya kapal pinisi juga memiliki makna simbolis seperti Peletakan lunas juga memakai upacara khusus. Waktu pemotongan, lunas diletakkan menghadap Timur Laut. Balok lunas bagian depan merupakan simbol lelaki. Sedang balok lunas bagian belakang diartikan sebagai simbol wanita. Setelah dimantrai, bagian yang akan dipotong ditandai dengan pahat. Pemotongan yang dilakukan dengan gergaji harus dilakukan sekaligus tanpa boleh berhenti. Karena itu, pemotongan harus dilakukan oleh orang yang bertenaga kuat.

Saat proses pemotongan balok lunaspun ujung lunas yang lepas harus langsung dibuang ke laut dan tidak boleh menyentuh tanah ini menjadi simbol sebagai suami yang siap melaut untuk mencari nafkah untuk keluarganya, Sedangkan potongan balok lunas bagian belakang disimpan di rumah, dikiaskan sebagai istri pelaut yang dengan setia menunggu suami pulang dan membawa rezeki.



6. Dibangun Tanpa Sketsa

Meski terlihat megah dan tangguh tapi percayakah kalian jika sebenarnya kapal ini dibuat tanpa dibuat sketsa terlebih dahulu, meskipun tanpa sketsa ketangguhan kapal ini dalam mengarungi lautan tak perlu diragukan lagi. Kayu yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kapal pinisi ini akan semakin kokoh jika sudah terkena air laut selain itu kapal ini tangguh dalam menghadang badai dan terjangan ombak besar.



7. Pinisi Masa Kini

Di era globalisasi phinisi sebagai kapal barang berubah fungsi menjadi kapal pesiar mewah komersial maupun ekspedisi yang dibiayai oleh investor lokal dan luar negeri, dengan interior mewah dan dilengkapi dengan peralatan menyelam, permainan air untuk wisata bahari dan awak yang terlatih dan diperkuat dengan teknik modern. Salah satu contoh kapal pesiar mewah terbaru adalah Silolona berlayar di bawah bendara.
kapal pesiar mewah komersial maupun ekspedisi yang dibiayai oleh investor lokal dan luar negeri
sumber: destinasian.co.id
Kapal pinisi juga menjadi lambang untuk gerakan WWF yaitu #SOSharks, program pelestarian ikan hiu dari WWF, dan pernah digunakan oleh perusahaan terkenal di Indonesia yaitu Bank BNI.

Author: