Sunday, June 19, 2016

Uniknya Kebudayaan Suku mentawai

Keunikan Kebudayaan Suku Mentawai - Orang Mentawai mendiami Kepulauan Mentawai, yang terdiri dari Pulau Siberut, Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan. Secara administratif kepulauan ini adalah bagian dari Provinsi Sumatera Barat. Bahasa Mentawai merupakan bagian dari rumpun bahasa Austronesia yang terbagi ke dalam beberapa dialek, seperti dialek Simalegi, Sekudai, Sikalagan, Silabu, Taikaku, Saumanganya dan lain-lain.

Orang Mentawai mendiami Kepulauan Mentawai, yang terdiri dari Pulau Siberut, Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan. Secara administratif kepulauan ini adalah bagian dari Provinsi Sumatera Barat. Bahasa Mentawai merupakan bagian dari rumpun bahasa Austronesia yang terbagi ke dalam beberapa dialek, seperti dialek Simalegi, Sekudai, Sikalagan, Silabu, Taikaku, Saumanganya dan lain-lain.

Masyarakat ini dalam keadaan asalnya hidup dalam kesatuan sosial ekonomi yang sederhana, berdasarkan persamaan derajat, tidak ada kelompok pemimpin dan budak di kalangan mereka. Tanah mereka cukup subur dan kaya, makanan pokok tinggal mengambil saja dari hutan mereka yang berawa-rawa. Mereka hidup mengelompok pada pemukiman yang mereka sebut uma, yaitu istilah untuk kelompok pemukim dan tempat pemukiman itu sendiri. Uma biasanya berupa sebuah rumah tradisional yang besar dan bisa dihuni oleh beberapa keluarga batih menurut garis keturunan ayah. Di dekat uma didirikan beberapa lalep, yaitu rumah keluarga yang perkawinan mereka belum resmi.

Orang Mentawai mendiami Kepulauan Mentawai, yang terdiri dari Pulau Siberut, Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan. Secara administratif kepulauan ini adalah bagian dari Provinsi Sumatera Barat

Setiap laki-laki mengambil istri dari uma tetangganya. Kalau seorang suami meninggal maka jandanya kembali ke uma asalnya. Setiap uma dipimpin oleh seorang tokoh senior yang disebut rimata. Biasanya ia dipilih di antara laki-laki dewasa yang bijak dan berpengalaman, tetapi ada juga yang berdasarkan keturunan. Rimata sebenarnya adalah pemimpin adat uma itu sendiri. Hubungan antara satu uma dengan uma lain dijaga dengan mengadakan ikatan perkawinan. Kalaupun ada tokoh yang dianggap sebagai pelopor biasanya adalah orang yang ahli di bidangnya, dan tidak harus orang tua berpengalaman.

Kesenian dalam suku Mentawai adalah 

Tatto

Fungsi tatto dalam suku mentawai adalah :

1. Jati diri, status sosial dan profesi

Seorang pemburu memiliki tantto bergambarkan hewan buruan seperti babi, rusa, kera, burung, buaya. Sedangkan seorang dukun memiliki tantto yang bergambarkan binatang sibalu-balu dan lain-lain.

2.    Simbol keseimbangan alam

Orang suku mentawai sangat menghormati alam karena mereka hidup tergantung kepada alam. Hal ini dideskripsikan dengan bentuk tatto yang bergambarkan pohon, matahari, hewan, batu dan sebagainya.

3. Keindahan

Suku mentawai merupakan masyarakat yang memiliki sitra seni tinggi maka tidak heran bila mereka menjadikan tatto sebagai media untuk mengekspresikan keindahan. Berbagai macam gambar menghiasi tubuh mereka sesuai kreativitas seperti pedang, daun, dan sebagainya.

4. Pakaian abadi

Mereka mentatto hingga sekujur tubuh mereka konon agar kelak setelah meninggal mereka saling mengenali leluhur mereka.

Proses pembuatan tato dilakukan dengan alat yang tradisional. Motif tatto merupakan simbol khusus atau identitas budaya. Tubuh yang akan ditatto terlebih dahulu digambar motif dengan menggunakan lidi. Motif garis – garis yang merupakan motif khas tato mentawai tidak boleh sembarang dotorehkan melainkan mengikuti rumusan jarak tertentu.

Proses pembuatan tato dilakukan dengan alat yang tradisional. Motif tatto merupakan simbol khusus atau identitas budaya. Tubuh yang akan ditatto terlebih dahulu digambar motif dengan menggunakan lidi. Motif garis – garis yang merupakan motif khas tato mentawai tidak boleh sembarang dotorehkan melainkan mengikuti rumusan jarak tertentu. 

Motif yang sudah selesai digambar kemudian ditusuk dengan jarum bertangkai kayu. Jarumnya biasa terbuat dari tulang hewan atau kayu yang diruncingkan. Jarum kemudian dipukul pelan dengan kayu agar zat pewarna masuk ke lapisan kulit. Zat pewarna tato terbuat dari tebu dan arang tempurung kelapa.

Pembuatan tato dimulai dari telapak tangan, tangan, kaki lalu tubuh. Tato suku Mentawai disebut titi, sedangkan yang membuat tato disebut sipatiti atau sipaniti. Biasanya sipatiti diberikan seekor babi atau ayaam sebagai balas jasa atas apa yang mereka kerjakan. Sebelum melakukan pembuatan tato harus dilakukan upacara dan pantangan (punen) yang dipimpin oleh sikerei. Tuan rumah harus menyembelih babi atau ayam.

Tato mentawai adalah seni rajah tubuh tertua di dunia. Dimana orang suku mentawai telah mentato tubuh mereka sejak kedatangan suku mentawai ke pantai barat sumatera pada zaman Logam (1500 SM- 500 SM). Anak laki-laki yang sudak berumur 11-12 tahun harus sudah ditato.


Tarian

Tarian suku mentawai cukup menarik perhatian masyarakat karena busana penari yang sederhana yang hanya ditutupi daun-daunan dan juga tubuh penari yang di penuhi dengan tato. Salah satu contoh tarian suku mentawai adalah Tarian Turuk Langgai, Turuk Uliat Manyang, Turuk Pokpok.

Alat Musik

Gajeuma merupakan salah satu alat yang sangat penting dalam pelaksanaan tarian Turuk di Kabupaten Mentawai, Sumatra Barat. Gajeuma adalah alat musik berupa gendang yang terbuat dari aribuk.

Gajeuma bagi masyarakat Mentawai sangat penting. Tidak hanya dalam tarian Turuk, dalam Uliat ataupun acara pengobatan oleh Sikerei juga tetap menggunakan Gajeuma. Pembuatan Gajeuma harus memilih pohon enau yang sudah tua. Setelah itu, pohon tersebut direndam agar tahan lama, baru dilobangi.

Sedangkan tempat untuk memukul Gajeuma tersebut menggunakan kulit ular atau biawak. Menurutnya, kebiasan bagi masyarakat Simatulu kulit yang digunakan itu terbuat dari kulit ular. Tapi yang paling bagus menggunakan  kulit ular karena bunyinya lebih keras. Kulit ular tersebut makin panas, maka bunyinya semakin kuat. Sebelum memainkan Gajeuma dipanaskann dulu dengan api

Tempat memukul Gajeuma yang terbuat dari kulit binatang tersebut akan diikat menggunakan rotan, agar kuat

Author: