Sunday, September 18, 2016

Masjid Terunik Di Indonesia

Mesjid Terunik Yang Ada Di IndonesiaIndonesia merupakan negara yang menyimpan berbagai macam keragamana baik itu agama, suku, bahasa dan kebudayaan, berbicara mengenai agama Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki berbagai keyakinan pada setiap penduduknya mulai Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Chu, dalam postingan ini saya akan membahas salah satu agaman mayoritas yang ada di Indonesia yaitu Islam.  Islam di Indonesia merupakan mayoritas terbesar ummat Muslim di dunia. 207 juta jiwa dari total 238 juta jiwa penduduk beragama Islam. Walau Islam menjadi mayoritas, namun Indonesia bukanlah negara yang berasaskan Islam.

Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila: “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Berbagai teori perihal masuknya Islam ke Indonesia terus muncul sampai saat ini. Fokus diskusi mengenai kedatangan Islam di Indonesia sejauh ini berkisar pada tiga tema utama, yakni tempat asal kedatangannya, para pembawanya, dan waktu kedatangannya. Ada kemungkinan Islam sudah masuk di Nusantara terjadi pada masa Kenabian atau masa hidupnya Nabi Muhammad S.A.W.

Mengenai tempat asal kedatangan Islam yang menyentuh Indonesia, di kalangan para sejarawan terdapat beberapa pendapat. Ahmad Mansur Suryanegara mengikhtisarkannya menjadi tiga teori besar. Pertama, teori Gujarat, India. Islam dipercayai datang dari wilayah Gujarat – India melalui peran para pedagang India muslim pada sekitar abad ke-13 M.

Satu hal unik dari agama Islam yang ada di Indonesia yaitu tempat ibadahnya yaitu Mesjid, tidak seperti kebanyakan Mesjid pada umumnya di Indonesia, Mesjid-Mesjid ini terkesan unik dan indah dilihat dari cara pembuatan, bahan konstruksi, dan letak pembangunan. lalu, apa sajakah mesjid-mesjid tersebut. Berikut beberapa mesij unik yang terdapat di Indonesia 'R' :



1. Masjid Di Atas Bukit - Gorontalo

Masjid yang berdiri sendirian di atas bukit berketinggian sekitar 250 kaki di atas permukaan laut. yap yaitu Masjid Walima Emas yang terletak Desa Wisata Bubohu, Bongo, Kecamatan Batuda'a Pantai, Kabupaten Gorontalo.


Di desa wisata ini kalian akan disambut suasana alam yang indah dan asri Hamparan luas samudra
Di desa wisata ini kalian akan disambut suasana alam yang indah dan asri Hamparan luas samudra, bukit-bukit yang berdiri kokoh di depannya, rumah-rumah penduduk serta jejeran perahu nelayan, menjadikan sebuah kesatuan panorama indah nan sedap dipandang oleh mata, serta ragam tradisi unik dan kebersahajaan penduduk yang masih menjaga nilai-nilai keislaman.

Tak hanya keindahan alam seperti kebanyakan destinasi wisata di Indonesia, Bubohu memiliki banyak destinasi bernuansa religi. Sebut saja pesantren alam yang dikelilingi pepohonan rimbun serta dua kolam renang berbentuk unik. Kolam-kolam tersebut dinamakan Kolam Santri dan Kolam Asmaul Husna. Keduanya bisa diakses oleh siapapun secara gratis.

Tak jauh dari sisi tangga Masjid, pengunjung juga bisa menemukan kalender hijriyah yang dibangun dari jejeran balok-balok semen berukuran besar yang diberi nama bulan dalam system penanggalan Islam. Kalender hijriyah ini sendiri diklaim sebagai kalender terbesar di dunia. Anda dapat pula mengunjungi Museum Fosil Kayu yang menyimpan ratusan fosil kayu yang ditata serupa karya seni instalasi.



2. Masjid Di Perut Bumi - Tuban

Wisata Goa di Tuban, Tak dapat dipungkiri kota tuban memang terbukti mempunyai banyak Goa diantaranya Goa Akbar yang ada dipusat kota tepatnya di belakang pasar baru tuban. Masjid yang terletak di dalam kompleks Pondok Pesantren Syekh Maulana Maghrobi di Kabupaten Tuban ini sangat langka dan unik karena memanfaatkan gua alam di dalam perut bumi sebagai tempat ibadah. Dulu, tempat yang digunakan sebagai masjid ini dikenal sebagai Gua Putri Sendangharjo. Di dalam kompleks gua  ini juga terdapat lorong dan gua lain yang sering digunakan untuk melakukan doa  bersama.


Selain cukup panjang lorongnya juga berkamar-kamar sehingga seperti layaknya rumah di perut bumi. Karena panjangnya itulah maka oleh pengelola gua tersebut dibuat  masjid yang bisa digunakan untuk sembahyang. Oleh karena itu obyek wisata itu di sebut Masjid Perut Bumi atau “Masjid Ashkabul kahfi “.

Pengunjung bisa memasuki Masjid gua ini lewat jalan biasa dipinggir jalan raya . Setelah masuk ke pintu kecil kemudian jalan mulai turun lewat tangga-tangga batu . Beberapa puluh meter kemudian kita telah masuk ke dalam Masjid perut bumi dengan puluhan kamar-kamar kecil.Setiap kamar dihiasi dengan lampu warna-warni dan juga batu-batu alam yang indah dipandang.

Untuk mencapai lokasi Masjid perut bumi Tuban ini tidak sulit . Masuk ke Kota Tuban terus saja menuju ke Arah Babat . Sampai pertigaan ada tanda arah yang menuju obyek wisata tersebut. Anda bisa naik kendaraan pribadi atau berombongan naik bis , tepat parkirpun tidak jauh dari obyek wisata ini.



3. Masjid Berbentuk Candi - Kudus

Satu lagi Masjid unik yang berada di Indonesia yaitu Masjid Menara Kudus, Masjid Menara Kudus (disebut juga sebagai mesjid Al Aqsa dan Mesjid Al Manar) adalah mesjid yang dibangun oleh Sunan Kudus pada tahun 1549 Masehi atau tahun 956 Hijriah dengan menggunakan batu dari Baitul Maqdis dari Palestina sebagai batu pertama dan terletak di desa Kauman, kecamatan Kota, kabupaten Kudus, Jawa Tengah. 
bangunan masjid ini adalah menara berbentuk candi bercorak Hindu Majapahit
sumber: hellosemarang.com
Yang paling monumental dari bangunan masjid ini adalah menara berbentuk candi bercorak Hindu Majapahit, bukan pada ukurannya yang besar saja, tetapi juga keunikan bentuknya yang tak mudah terlupakan. Bentuk ini tidak akan kita temui kemiripannya dengan berbagai menara masjid di seluruh dunia. Masjid Menara Kudus ini memiliki lima pintu sebelah kanan, dan lima pintu sebelah kiri. Jendelanya semuanya ada 4 buah. Pintu besar terdiri dari 5 buah, dan tiang besar di dalam masjid yang berasal dari kayu jati ada 8 buah. Namun masjid ini tidak sesuai aslinya, lebih besar daripada semula karena pada tahun 1918-an telah direnovasi.

Keberadaannya yang tanpa-padanan karena bentuk arsitekturalnya yang sangat khas untuk sebuah menara masjid itulah yang menjadikannya begitu mempesona. Dengan demikian bisa disebut menara masjid ini mendekati kualitas genius locy. 



4. Masjid Tuo Kayu Jao - Solok

Mungkin bagi Anda, berkunjung ke pelbagai objek wisata alam atau pun bahari memang mengasyikkan. Mata akan termanjakan oleh balutan nuansa alam nan menyejukkan. Sepoian angin sekitaran membuat penat seketika hilang. Rasa jenuh lantaran aktivitas sehari-hari pun sekonyong-konyong lenyap dan berganti menjadi suka cita. Terlebih jika berpelesir bersama keluarga. Maka, bukan tak mungkin Anda akan rela mengunjungi, sekalipun tempat itu jauh dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit, semata untuk mendapatkan kepuasan batin.


Layaknya masjid-masjid tua lainnya, masjid ini menjulang dengan atap yang bertumpang tiga. Sedangkan pada bagian mihrab, atap dibuat bergonjong khas Minangkabau
Namun, cobalah sesekali mengunjungi tempat-tempat berlatar belakang keagamaan; akrab dengan istilah wisata religi. Sontak, Anda akan mendapati “keasyikan yang lain”. Jiwa akan dibimbing menelusuri pintu-pintu  dalam ruang kontemplasi. Naluri kodrati akan dibawa hanyut pada lorong-lorong menuju puncak kemahatinggian sang pencipta. Suasana kedamaian, keluhuran dan kehambaan akan melebur dan menyentuh titik rasa di kedalaman hati kita.

Adalah Masjid Tuo Kayu Jao. Terletak di jorong Kayu Jao, kenagarian Batang Barus, kecamatan Gunuang Talang, Kabupaten Solok. Masjid kayu beratapkan ijuk ini didirikan pada abad XVII atau sekitaran 1647 Masehi. Layaknya masjid-masjid tua lainnya, masjid ini menjulang dengan atap yang bertumpang tiga. Sedangkan pada bagian mihrab, atap dibuat bergonjong khas Minangkabau. Pada setiap sisi bangunan akan tampak ukiran kerawang berupa lubang-lubang kecil dan halus yang berpola geometris.

Keberadaan Masjid Tuo Kayu Jao ini termasuk masjid tertua yang berada di ranah Minangkabau dan bahkan di Nusantara. Ada keunikan dalam proses pembangunan masjid. Konon, guna menentukan lokasi pembangunan yang tepat, maka dihanyutkanlah sebatang kayu. Dan di mana pun tempat kayu itu berhenti, maka di situlah kelak akan dijadikan lokasi tegaknya masjid.

Pada masa kolonial, masjid ini tidak semata menjadi rumah ibadah, namun juga difungsikan sebagai ruang musyawarah bagi masyarakat sekitar dalam menyusun strategi menghadapi keangkuhan imperialisme. Tak tanggung-tanggung, pun pernah dijadikan tempat berlindung dan penyimpanan senjata. Dan saat ini, selain digunakan sebagai tempat ibadah, Masjid Tuo Kayu Jao menjadi salah satu kekayaan Benda Cagar Budaya (BCB) yang berada dalam Provinsi Sumatera Barat.



5. Masjid Tempat Berkumpulnya Para Wali - Demak

Masjid ini dipercayai pernah menjadi tempat berkumpulnya para ulama (wali) yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa yang disebut dengan Walisongo. Pendiri masjid ini diperkirakan adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan Demak sekitar abad ke-15 Masehi.  Pada waktu itu surau dan langgar belum terdapat di Jawa (Aboebakar, 1955: 163). Para Wali yang kesembilan itu memikirkan jalan keluar bagaimana cara menyiarkan agama Islam ke seluruh pulau Jawa. Sedangkan masyarakat Jawa pada saat itu kebanyakan menganut agama Hindu-Budha.
Masjid ini dipercayai pernah menjadi tempat berkumpulnya para ulama (wali) yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa yang disebut dengan Walisongo
sumber: pusakaindonesia.org
Pada suatu hari para Wali itu berkumpul membicarakan soal-soal di sekitar penyiaran Islam dan dalam permusyawaratan itu telah di putuskan akan mendirikan masjid di Gelagah Wangi (Demak), termasuk wilayah Jawa Tengah (Aboebakar, 1955: 163). Setelah para Wali ke sembilan itu memikirkan, mereka berencana untuk membangun sebuah Masjid yang berfungsi untuk menyiarkan agama Islam di Gelagah Wangi dan Masjid tersebut dinamakan Masjid Demak. 

Bangunan masjid itu didirikan oleh para Wali bersama-sama dalam waktu satu malam. Atap tengahnya di topang seperti lazimnya, oleh empat tiang kayu raksasa
Di dalam lokasi kompleks Masjid Agung Demak, terdapat beberapa makam raja-raja Kesultanan Demak dan para abdinya. Di kompleks ini juga terdapat Museum Masjid Agung Demak, yang berisi berbagai hal mengenai riwayat Masjid Agung Demak.  

Author: