Sunday, September 4, 2016

Inilah Rumah Adat Terunik Di Indonesia

Rumah-rumah Adat Unik Di IndonesiaIndonesia menurutku adalah negeri yang sangat unik, jika kita bandingkan dengan negara-negara lain di dunia Indonesia adalah salah satu negara dengan banyak keunikan keunikannya membuat Indonesia banyak dikenal oleh masyarakat dari luar negeri maka tak heran jika mereka berbondong-bondong datang ke Indonesia untuk menikmati sisi keunikannya tersebut.

Saya ambil satu contoh 'Rumah' disini saya tidak akan membahas tentang rumah masyarakat pada umunya melainkan rumah adat yang ada di Indonesia, namun untuk point rumah adat disini yang saya akan bahas adalah tentang beberapa rumah adat yang terbilang unik di Indonesia, berikut deretan rumah adat unik yang terdapat di Indonesia.

1. Rumah Musalaki - Nusa Tenggara Timur

Bentuk rumah adat Musalaki persegi empat dengan atap yang menjulang tinggi sebagai simbol kesatuan dengan sang pencipta. Bentuk atap diyakini memiliki bentuk seperti layar perahu sebagaimana diceritakan nenek moyang pertama Suku Ende Lio datang menggunakan perahu. Di puncak bagian atas terdapat dua ornamen yang memiliki simbol yaitu kolo Musalaki (kepala rumah keda) dan kolo ria (kepala rumah besar) dimana diyakini kedua bangunan memiliki hubungan spiritual.
Rumah Musalaki adalah rumah adat berbentuk panggung yang atapnya terbuat dari jerami
gambar: itchcreature.com
Rumah Musalaki adalah rumah adat berbentuk panggung yang atapnya terbuat dari jerami. Rumah ini adalah tempat tinggal tokoh pembesar masyarakat di daerah Nusa Tenggara Timur. Strukturnya dikategorikan dalam dua kategori, yaitu: sub-structure (struktur bawah) dan upper-structure (struktur atas). Berikut ini adalah struktur konstruksi bangunan tradisional Musalaki Suku Ende Lio



2. Rumah Rakit - Bangka Belitung

Rumah adat yang satu ini terbilang cukup unik, ya rumah rakit di Bangka Belitung. Banyaknya sungai tidak saja berpengaruh terhadap alat transportasinya, tetapi juga pada arsitektur bangunannya. Bangunan yang selalu dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya. Dengan kata lain, kondisi alam secara langsung akan mempengaruh perilaku manusia termasuk dalam merancang bentuk arsitektur rumahnya.
Rumah adat yang satu ini terbilang cukup unik, ya rumah rakit di Bangka Belitung.
gambar: anakpintar.web.id
Umumnya rumah-rumah adat di Provinsi Bangka Belitung tidak jauh berbeda dengan rumah-rumah adat di Provinsi Sumatera Selatan, seperti Rumah Limas, dan Rumah Panggung.



3. Rumah Sade - Lombok

Selanjutnya rumah adat yang terdapat di Lombok yaitu rumah sade, Bangunan rumah dalam komplek perumahan Sasak terdiri dari berbagai macam diantaranya Bale Tani, Bale Jajar, Barugag/Sekepat, Sekenam, Bale Bonder, Bale Beleq Bencingah dan Bale Tajuk. Nama bangunan disesuaikan dengan fungsi masing-masing.

Bahan pembuat rumah adat suku Sasak ini diantaranya kayu penyanggga, bambu, bedek untuk dinding, jerami dan alang-alang untuk atap, kotoran kerbau atau kuda sebagai bahan campuran pengeras lantai, getah pohon kayu banten dan bajur, abu jerami sebagai bahan pengeras lantai. 
Waktu pembangunan, biasanya berpedoman pada papan warige dari primbon tapel adam dan tajul muluk.
gambar: piranmalik.blogspot.com
Waktu pembangunan, biasanya berpedoman pada papan warige dari primbon tapel adam dan tajul muluk. Tidak semua orang mampu menentukan hari baik. Biasanya mereka bertanya kepada pimpinan adat. Orang Sasak juga selektif dalam menentukan tempat pembangunan rumah. karena mereka meyakini tempat yang tidak tepat akan berakibat kurang baik, seperti i bekas perapian, bekas pembuangan sampah, bekas sumur, posisi tusuk sate (susur gubug).



4. Rumah 'Mbaru Niang' - Wae Rebo Flores

Rumah adat ini sangat langka karena hanya tinggal beberapa, dan hanya terdapat di kampung adat Wae Rebo yang terpencil di atas pegunungan. Usaha untuk mengkonservasi Mbaru Niang telah mendapatkan penghargaan tertinggi kategori konservasi warisan budaya dari UNESCO
Mbaru Niang telah mendapatkan penghargaan tertinggi kategori konservasi warisan budaya dari UNESCO
gambar: tabloidwisata.com
Mbaru Niang berbentuk kerucut dengan atap yang hampir menyentuh tanah. Atap yang digunakan rumah adat Mbaru Niang ini menggunakan daun lontar. Mirip rumah adat "honai" di Papua, Mbaru Niang adalah rumah dengan struktur cukup tinggi, berbentuk kerucut yang keseluruhannya ditutup ijuk. Mbaru Niang memiliki 5 tingkat dan terbuat dari kayu worok dan bambu serta dibangun tanpa paku. Tali rotan yang kuatlah yang mengikat konstruksi bangunan. Setiap mbaru niang dihuni enam sampai delapan keluarga
Baca Juga: Kehebatan Suku Korowai Membangun Rumah


5. Rumah Honai - Papua

Dulu sejak waktu masih sekolah dasar, yang saya ingat dari pelajaran kesenian dan kebudayaan yaitu ketika guru saya memperkenalkan rumah-rumah adat yang ada di indonesia mata saya langsung tertuju pada rumah yang bentuknya seperti jamur yaitu Honai. Kalau kita lihat dari kejauhan bentuknya menyerupai jamur. Bentuknya pun tak ada duanya. Dindingnya terbuat dari kayu sedangkan atapnya terbuat dari rerumputan kering. 
Honai ialah rumah untuk lelaki, Ebei ialah rumah untuk wanita, sedangkan Wamai ilah rumah untuk ternak
gambar: panoramio.com
Honai ialah rumah untuk lelaki, Ebei ialah rumah untuk wanita, sedangkan Wamai ilah rumah untuk ternak. Tapi, masyarakat kita lebih akrab dengan sebutan Honai. keunikannya terletak pada bentuknya yang seperti Jamur. Bentuk seperti ini tidak sertamerta dibuat begitu saja, namun bentuk yang melingkar ini dimaksudkan untuk meredam hawa dingin dan tiupan angin yang cukup kencang di daerah lembah. 

Keunikan lain dari rumah Adat Honai ini adalah tidak seperti pada rumah lain pada umumnya, rumah adat di Papua ini tidak memiliki Jendela ataupun ventilasi, hanya memiliki 1 pintu untuk keluar dan masuk. Pada bagian dalam rumah ada galian dibagian tengah untuk memasak, dan membakar arang untuk menghangatkan diri pada malam hari.



6. Rumah Tongkonan – Toraja

Keunikan dari rumah tradisional ini adalah konstruksinya yang hanya menggunakan kayu dan tidak menggunakan bahan logam. Rumah adat Indonesia yang paling dikenal masyarakat lainnya adalah rumah adat Sulawesi Selatan, yaitu Rumah Tongkonan
konstruksinya yang hanya menggunakan kayu dan tidak menggunakan bahan logam.
gambar: torajaparadise.com
Tongkonan berasal dari kata Tongkon yang artinya duduk bersama-sama. Atapnya melengkung menyerupai perahu, terdiri atas susunan bambu (namun saat ini sebagian tongkonan meggunakan atap dari seng). Di bagian depan terdapat deretan tanduk kerbau. Banyaknya tanduk kerbau menunjukkan status sosial si pemilik rumah. Di dindingnya, terdapat relief hewan dan tumbuhan yang sangat eksotik.



7. Rumah Gapura Candi Bentar - Bali

Rumah adat merupakan gambaran dari kemajuan masyarakat dalam sebuah peradaban. Ada filosofi, sejarah, makna, dan fungsi yang mendalam dari setiap rumah adat. Rumah adat Bali didirikan dengan aturan aturan tata letak ruangan dan bangunan dalam Kitab Weda (Asta Kosala Kosali). Rumah adat daerah Bali ini memiliki kekhasan tersendiri, seperti banyak ukiran-ukiran, penuh hiasan-hiasan, dan juga kaya akan warna. 
Rumah adat daerah Bali ini memiliki kekhasan tersendiri, seperti banyak ukiran-ukiran, penuh hiasan-hiasan, dan juga kaya akan warna.
gambar: ideaonline.co.id
Ditinjau dari sudut pandang ilmu bumi, arsitektur Bali menyesuaikan dengan iklim tropis Indonesia dan keadaan dataran tinggi maupun rendah. Di daerah dataran tinggi pada umumnya bangunannya kecil-kecil dan tertutup, demi menyesuaikan keadaan lingkungannya yang cenderung dingin. Tinggi dinding di buat pendek, untuk menghindari sirkulasi udara yang terlalu sering. Luas dan bentuk pekarangan relatif sempit dan tidak beraturan disesuaikan dengan topografi tempat tinggalnya.
Baca Juga: Seni Tari Tradisional Kecak


8. Rumah Baduy - Banten

Secara umum, rumah adat suku Baduy merupakan rumah panggung yang hampir secara keseluruhan rumah yang menggunakan bahan baku dari bambu. Rumah adat Baduy ini sendiri terkenal dengan kesederhanaan, serta dibangun berdasarkan naluri manusia yang ingin mendapatkan perlindungan dan kenyamanan. Proses pembangunan rumah adat suku baduy sendiri selalu dilakukan dengancara gotong royong, hal ini menunjukan bahwa suku Baduy masih menjunjung rasa kebersamaan.
Rumah bertipe panggung ini beratapkan daun atap atau daun kelapa dan berlantaikan belahan-belahan bambu
gambar: indonesiakaya.com
Rumah bertipe panggung ini beratapkan daun atap atau daun kelapa dan berlantaikan belahan-belahan bambu. Rumah adat Banten ini masih banyak dijumpai didaerah Kanekes (Kabupaten Lebak), dimana suku Badui bertempat tinggal. Ada tiga ruangan dalam bangunan rumah adat ini, yaitu ruangan yang dikhususkan untuk ruangan tidur kepala keluarga juga dapur yang disebut imah, ruang tidur untuk anak-anak sekaligus ruangan makan yang disebut tepas, dan ruangan untuk menerima tamu yang disebut sosoro. Seluruh bangunan dibangun menghadap satu dengan yang lainnya. Secara adat rumah baduy hanya diperbolehkan menghadap ke utara dan selatan saja.
Baca Juga: Perbedaan Kanekes Dan Panamping

Author:

2 comments:

  1. Wah no. 4 unik dan tempatnya juga indah sekali

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar sekali ditambah dengan alamnya yang masih asri menjadikan tempat tersebut sebagai salah satu destinasi wisata di pulau flores

      Delete